Kemon.id, Blora – Gema semangat dan tawa anak-anak memenuhi GOR Mustika Blora, Sabtu (26/7/2025), dalam gelaran Festival Anak Blora (FABLO) 2025. Acara ini diadakan untuk memperingati Hari Anak Nasional, dan sukses menjadi wadah kreativitas sekaligus refleksi suara anak-anak Blora.
Lebih dari ribuan anak dari jenjang TK hingga SMA se-Kabupaten Blora hadir dan tampil dalam berbagai pentas seni seperti tari tradisional, mendongeng, hingga barongan. Puncak suasana haru terasa saat Forum Anak Kabupaten Blora membacakan “Suara Anak”—aspirasi mereka tentang dunia anak masa kini.
Tidak hanya pertunjukan seni, FABLO 2025 juga diramaikan dengan bazar buku anak, cek kesehatan gratis, stand batik, dan donor darah hasil kolaborasi dengan PMI Kabupaten Blora. Nuansa edukatif dan sosial kian terasa di setiap sudut GOR.
Yang paling mencuri perhatian publik adalah sesi pembacaan surat pemenang lomba “Menulis Surat untuk Presiden”. Tiga anak terpilih yakni:
Candis Vittin Octavia dari SDN 2 Jepon,
Rahma Deasi Riskita dari SMPN 2 Cepu,
dan Nuril Istiqomah dari SRMA 18 Blora.
Surat-surat mereka menggambarkan kepolosan, empati, dan harapan yang menyentuh hati dari generasi masa depan.
Bunda Forum Anak Blora, Hj. Ainia Shalichah, menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya acara ini. Ia menekankan pentingnya ruang ekspresi anak sekaligus kolaborasi lintas sektor dalam pemenuhan hak anak.
“Ini bukan sekadar hiburan, ini penghormatan terhadap suara anak. Anak-anak kecil, tapi masalah mereka tidak kecil,” tegasnya.
Ia juga mengenalkan jajanan tradisional seperti dumbeg, kue cucur, onde-onde, dan jenang sebagai upaya mengenalkan budaya lokal pada anak-anak di tengah maraknya makanan cepat saji.
Sementara itu, Bupati Blora, Arief Rohman, turut hadir memberikan semangat dan ucapan selamat kepada para peserta.
“Lomba menulis surat untuk Presiden sangat bagus untuk melatih literasi dan empati. Kami dari Pemkab mendukung penuh tumbuh kembang anak-anak Blora,” ujar Bupati.
Melalui FABLO 2025, Kabupaten Blora menunjukkan komitmennya dalam menjadikan anak sebagai subjek pembangunan, bukan hanya objek perhatian. Sebuah panggung yang tidak hanya menyenangkan, tetapi juga mendidik dan memberdayakan.
Sumber: Infopublik.id
