BeritaUMKMUmum

Menkes Ajak Aisyiyah Jadikan Dakwah Kesehatan Sebagai Gerakan Nasional Menuju Indonesia Emas 2045

Jakarta, Kemon.id — Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menegaskan pentingnya peran organisasi masyarakat dalam memperkuat gerakan kesehatan melalui pendekatan dakwah.

Hal itu disampaikan dalam kegiatan Konsolidasi Nasional: Penguatan Kepemimpinan Majelis Kesehatan untuk Percepatan Aksi Dakwah Kesehatan Aisyiyah di Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida), Jawa Timur, pada Selasa (11/11/2025).

Budi menjelaskan bahwa keberhasilan Indonesia mencapai visi Indonesia Emas 2045 sangat bergantung pada kualitas sumber daya manusia (SDM) yang sehat dan produktif. Ia menekankan, tanpa kesehatan masyarakat yang kuat, Indonesia akan sulit keluar dari jebakan negara berpendapatan menengah.

“Kalau kita tidak bisa menjaga kesehatan masyarakat saat bonus demografi, maka anak-cucu kita akan hidup sebagai bangsa menengah selamanya. Itu dosa generasi kita,” ujar Menkes Budi.

Menkes juga memberikan apresiasi kepada Aisyiyah, yang sejak awal berdirinya telah menempatkan pendidikan dan kesehatan sebagai pilar utama dakwah. Menurutnya, pendekatan tersebut sejalan dengan Transformasi Kesehatan Nasional yang tengah dijalankan pemerintah.

Lebih lanjut, Budi menegaskan bahwa fokus pembangunan kesehatan nasional tidak hanya pada pengobatan, tetapi pada upaya promotif dan preventif agar masyarakat tetap sehat dan produktif.

“Sehatkanlah warga Muhammadiyah dan masyarakat sekitarnya. Jadikan setiap ranting dan cabang Aisyiyah sebagai teladan hidup sehat. Kalau semua masyarakat sehat, insha Allah bangsa ini akan sejahtera,” katanya.

Sementara itu, Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Aisyiyah, Dr. Siti Noordjannah Djohantini, menegaskan bahwa dakwah di bidang kesehatan telah menjadi bagian fundamental dari misi Aisyiyah sejak didirikan oleh KH. Ahmad Dahlan.

Ia memaparkan berbagai inisiatif Aisyiyah, mulai dari kerja sama dengan puskesmas dalam pelayanan ibu dan anak, promosi gizi dan imunisasi, hingga advokasi pentingnya Kartu Identitas Anak (KIA).

“Bagi sebagian orang, urusan seperti KIA mungkin dianggap kecil. Tapi bagi kami, itu bagian penting dari dakwah kemanusiaan, memastikan setiap anak di negeri ini diakui dan mendapatkan haknya,” ujarnya.

Dalam kesempatan yang sama, Rektor Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida), Dr. Hidayatulloh, M.Si, menegaskan komitmen kampus untuk memperkuat layanan kesehatan masyarakat melalui pembangunan Rumah Sakit Umum Umsida dengan keunggulan di bidang gigi dan mulut.

Fasilitas ini diharapkan menjadi pusat layanan masyarakat sekaligus sarana pendidikan klinik bagi mahasiswa kedokteran dan kedokteran gigi.

“Kami ingin Umsida bukan hanya mencetak tenaga medis, tetapi juga berkontribusi langsung dalam peningkatan kesehatan masyarakat,” ungkapnya.

Dengan sinergi antara pemerintah, organisasi masyarakat, dan lembaga pendidikan, diharapkan gerakan dakwah kesehatan dapat menjadi arus utama menuju Indonesia yang sehat, produktif, dan berdaya saing global.

Sumber : Infopublik

What's your reaction?

Related Posts

Leave A Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *