BeritaEducationUtamaViral

Hari Santri 2025: Menag Sebut Kesantunan Indonesia Berasal dari Didikan Pesantren

Kemon.id, Jakarta – Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar menyebut, karakter santun dan ramah yang melekat pada bangsa Indonesia merupakan buah dari tradisi pesantren dan pendidikan karakter yang diwariskan para kiai sejak masa awal Islam di Nusantara.

Hal itu disampaikan Menag saat memberi amanat dalam Apel Hari Santri 2025 yang digelar di halaman kantor pusat Kementerian Agama (Kemenag), Jakarta, Rabu (22/10/2025).

“Nilai-nilai kemanusiaan yang adil dan beradab dalam Pancasila bukanlah muncul secara tiba-tiba. Keramahan dan kesantunan bangsa Indonesia yang sering dipuji wisatawan asing lahir dari pembentukan karakter bangsa yang dilakukan oleh pesantren dan lembaga keagamaan lainnya,” ujar Menag.

Menurutnya, tradisi pesantren telah tumbuh sejak abad ke-14, bahkan beberapa sumber menyebut sejak abad ke-13. Pesantren pertama didirikan oleh Sunan Ampel di Surabaya pada tahun 1440, disusul Sunan Giri di Gresik. Sejak itu, pesantren menjadi pilar pembentuk peradaban dan keadaban publik di Nusantara.

Menag menekankan bahwa sikap santri yang menghormati guru mencerminkan akhlak para sahabat terhadap Rasulullah SAW. “Kesantunan santri terhadap kiai diharapkan menular kepada sikap hormat anak kepada orang tuanya,” tuturnya.

Ia juga mengingatkan pentingnya menjaga komunikasi yang beradab di tengah kehidupan sosial modern.

“Bahkan Allah SWT memerintahkan Nabi Musa agar berkata dengan lemah lembut kepada Fir’aun. Artinya, terhadap siapa pun, bahkan kepada yang keras sekalipun, Islam mengajarkan kita untuk tetap santun,” tegasnya.

Dalam amanatnya, Menag memberikan apresiasi kepada para kiai dan santri yang terus menjaga eksistensi pesantren sebagai lembaga pendidikan mandiri.

“Seratus persen dari 45 ribu pesantren di Indonesia adalah swasta. Artinya, pesantren hidup di atas kaki sendiri tanpa ketergantungan kepada siapa pun. Terima kasih atas dedikasi dan perjuangan para kiai serta santri,” ujarnya.

Apel Hari Santri 2025 diikuti oleh jajaran pimpinan dan pegawai Kemenag, serta para santri dari berbagai daerah secara luring dan daring. Turut mendampingi Menag, Wakil Menteri Agama Romo Muhammad Syafi’i dan Sekjen Kemenag Kamaruddin Amin.

Menariknya, apel ini juga menampilkan kolaborasi lintas agama sebagai simbol kebersamaan dan moderasi beragama. Dirjen Bimas Kristen Jeane Marie Tulung bertugas sebagai pembawa acara, Dirjen Bimas Katolik Suparman sebagai pemimpin upacara, Dirjen Bimas Buddha Supriyadi membacakan naskah UUD 1945, dan Dirjen Bimas Hindu I Nengah Duija membacakan teks Pancasila.

Sementara itu, Dirjen Pendidikan Islam Amien Suyitno membacakan naskah Resolusi Jihad, Kepala Badan Moderasi Beragama dan Pengembangan SDM Ali Ramdhani memimpin pembacaan Ikrar Santri Indonesia, dan Dirjen Bimas Islam Abu Rokhmad memimpin doa penutup.

Komandan barisan upacara terdiri atas Kepala Biro Umum Aceng Abdul Aziz, Direktur Pondok Pesantren Basnang Said, Direktur Zakat dan Wakaf Waryono, serta Sekretaris Dirjen Pendidikan Islam Arskal Salim.

Kehadiran seluruh unsur lintas agama ini menjadi wujud nyata komitmen Kemenag dalam memperkuat kerukunan umat, cinta kemanusiaan, dan moderasi beragama. Tema Hari Santri 2025, “Santri Penjaga Moral, Nilai, dan Peradaban Bangsa,” menjadi penegas bahwa pesantren bukan hanya penjaga iman, tetapi juga sumber etika dan kesantunan bangsa.

Sumber: Kemenag

What's your reaction?

Related Posts

Leave A Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *