Kemon.id, Kulonprogo – Yogyakarta kembali menegaskan dirinya sebagai kota budaya yang mampu menyapa dunia dengan kelembutan tradisinya. Pada 14 Agustus 2025, ruang kedatangan Yogyakarta International Airport (YIA) dipenuhi alunan merdu Harmony Gamelan Taman Pintar, menghadirkan suasana yang tak sekadar menyambut kedatangan para penumpang, tetapi juga mengajak mereka merasakan denyut nadi budaya Jawa sejak langkah pertama di tanah Jogja.
Para traveller dari berbagai penjuru dunia—mulai dari Jerman, Singapura, Korea, hingga Perancis—terlihat berhenti sejenak, tersenyum, dan bahkan mengabadikan momen. Beberapa di antaranya tampak larut, mengangguk-angguk mengikuti irama, sementara yang lain mencoba bertanya kepada pemandu bandara tentang makna setiap tabuhan. “It feels so warm, so welcoming,” ujar seorang wisatawan asal Jerman dengan mata berbinar, sambil merekam pertunjukan melalui gawainya.
Dari perspektif akademis, kehadiran gamelan di ruang publik seperti bandara internasional menjadi bentuk diplomasi budaya yang halus namun efektif. Ia bekerja melampaui batas bahasa dan negara, memperkenalkan nilai-nilai filosofi Jawa seperti harmoni, keseimbangan, dan rasa kebersamaan. Pertunjukan ini bukan hanya hiburan, melainkan strategi komunikasi budaya yang memberi kesan mendalam pada wisatawan—memperkuat citra Yogyakarta sebagai destinasi world-class cultural tourism.

Program ini juga sejalan dengan konsep place branding, di mana sebuah destinasi memanfaatkan kekayaan budayanya untuk menciptakan identitas unik yang membedakan diri dari destinasi lain. Dengan menghadirkan gamelan di YIA, Yogyakarta mengirimkan pesan bahwa pengalaman wisata di sini tidak dimulai saat memasuki objek wisata, tetapi dimulai sejak mendarat.
Inisiatif ini diharapkan dapat menjadi agenda rutin, mengingat dampak positifnya terhadap persepsi wisatawan. Yogyakarta bukan hanya kota tujuan, melainkan rumah yang menyambut dengan hati dan budaya.