Kemon.id, Bantul – Dalam upaya menciptakan pariwisata yang berkelanjutan, konsep Integrated Eco Management atau manajemen ekosistem terpadu mulai diterapkan di sejumlah destinasi wisata di Yogyakarta. Salah satu penggeraknya adalah Agus Budi Rachmanto, Sekretaris Umum DPD PUTRI DIY (Perhimpunan Usaha Taman Rekreasi Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta), yang menekankan pentingnya pengelolaan sampah dan energi ramah lingkungan.Ujarnya :Rabu:13/08/2025 diDesa Wisata Krebet Pajangan Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta
“Untuk menghemat energi listrik, kami membagi zona wisata dengan sistem pengelolaan yang terintegrasi. Ada zona pengelolaan sampah, zona edukasi pengolahan air, hingga zona taman bunga,” ungkap :Agus
Salah satu inovasi menarik adalah pengolahan sampah organik yang menghasilkan kompos berkualitas dan bisa dijadikan souvenir edukatif. “Kami menggunakan Black Soldier Fly sebagai bagian dari proses daur ulang sampah organik. Dari situ kami bisa menghasilkan pupuk dan pakan ikan, yang kemudian dijual dalam bentuk kemasan unik sebagai oleh-oleh edukatif,” tambahnya.
Konsep ini tidak hanya berfokus pada pengelolaan sampah, tapi juga mendidik masyarakat—khususnya anak-anak—untuk peduli pada lingkungan sejak dini. “Pengolahan sampah bukan hanya persoalan teknis, tapi soal kesadaran. Ini harus dimulai dari diri sendiri dan disebarkan ke masyarakat luas,” ujar Agus.
Ia pun menyoroti rendahnya kesadaran masyarakat dalam membuang sampah pada tempatnya. “Coba lihat di kota-kota, masih banyak tumpukan sampah di tempat yang tidak semestinya. Ini mencerminkan budaya kita yang belum sepenuhnya sadar lingkungan.”
Menurut Agus, falsafah Jawa pun bisa dijadikan pijakan dalam membangun kesadaran ini. “Orang Jawa bilang, resik awakmu, resik omahmu, resik kampungmu. Artinya, kebersihan diri dan rumah adalah cermin dari kesadaran yang lebih luas—termasuk kesadaran lingkungan.”
Agus juga berharap ilmu dan pengalaman dari program Integrated Eco Management ini tidak berhenti di satu lokasi saja, tetapi bisa ditularkan ke komunitas lain melalui kolaborasi. “Kami ajak siapa saja yang ingin belajar. Semakin banyak yang tahu, semakin besar dampaknya,” pungkasnya.
Dengan pendekatan yang tidak hanya teknis tapi juga edukatif dan budaya, Integrated Eco Management ini menjadi harapan baru bagi pengelolaan lingkungan berbasis wisata yang berkelanjutan di Indonesia.Pungkas:Agus