BeritaEducationHealthPariwisataUtamaViral

Jogja Siap Jadi Pusat Wellness Tourism Berbasis Budaya Lewat Jogja Cultural Wellness Festival 2025

Kemon.id, Yogyakarta – Perkembangan pariwisata global menunjukkan pergeseran signifikan menuju wellness tourism sebagai salah satu sektor dengan pertumbuhan tercepat. Wisata tidak lagi dipandang semata-mata sebagai aktivitas rekreasi, tetapi sebagai medium pemulihan diri (healing), peningkatan kualitas hidup, pengalaman berkesadaran, hingga transformasi personal.

Dalam konteks tersebut, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memiliki modal kultural yang kuat untuk memosisikan diri sebagai destinasi wellness berbasis budaya (cultural wellness destination), dengan keunggulan yang sulit ditiru daerah lain.

Foto: Istimewa

1. Karakter Kultural sebagai Fondasi Wellness Tourism

Filosofi hidup Jawa yang mengedepankan harmoni antara raga–rasa–jiwa (trikon, sangkan paraning dumadi, dan tata titi tentreming urip), menjadikan nilai wellness di Yogyakarta bersifat holistik dan soul-based.

Wellness di DIY bukan sekadar produk gaya hidup, tetapi memiliki akar pada kearifan lokal, spiritualitas, dan seni budaya. Hal ini memberikan diferensiasi yang jelas dibandingkan destinasi wellness berbasis tren modern.

2. Keunggulan Geografis dan Lanskap Alam Pendukung Healing

Yogyakarta memiliki bentang alam yang ideal untuk aktivitas pemulihan dan kontemplasi: kaki Merapi, garis pantai selatan, kawasan perdesaan, sungai, hingga ruang hijau urban.

Lanskap ini memperkuat potensi pengembangan nature-based wellness seperti forest healing, mindful trekking, eco-spiritual journey, dan rural wellness retreat.

3. Ekosistem Industri dan Kreativitas yang Mendukung

DIY ditopang oleh ekosistem pariwisata dan ekonomi kreatif yang progresif, hotel, spa tradisional, praktisi herbal, retreat center, pelaku seni, UMKM lokal, komunitas mindfulness, hingga akademisi.

Dalam lingkup ini, sinergi antara asosiasi pariwisata seperti PUTRI DIY dan GIPI DIY menjadi penting untuk mengarahkan inovasi produk, pemasaran, dan penguatan standar layanan wellness tourism di DIY agar kompetitif di level nasional dan internasional.

Foto: Istimewa

4. Peluang Ekonomi dan Tren Global

Data Global Wellness Institute (GWI) menunjukkan pertumbuhan wellness tourism global mencapai ±20% per tahun. Wisatawan wellness merupakan high-value quality traveler dengan rata-rata belanja 130–150% lebih tinggi dibanding wisatawan konvensional.

Dengan branding yang tepat, DIY berpotensi meningkatkan:lama tinggal wisatawan (length of stay), belanja berbasis pengalaman (experience spending), penyerapan tenaga kerja kreatif dan terapis, pemberdayaan UMKM jamu, herbal, kriya, dan kuliner sehat.

5. Relevansi Strategis Jogja Cultural Wellness Festival (JCWF) 2025

Dalam konteks penguatan positioning DIY sebagai destinasi wellness budaya, penyelenggaraan Jogja Cultural Wellness Festival (JCWF) 2025 menjadi momentum penting dan strategis.

Festival ini menghadirkan pendekatan wellness yang berpijak pada nilai budaya Jawa, bukan sekadar adopsi tren global. Di bawah kepemimpinan GKR Bendara sebagai Ketua Panitia, JCWF 2025 memiliki legitimasi budaya dan daya tarik nasional-internasional.

JCWF memainkan tiga peran utama:

a. Katalis Branding dan Diplomasi Budaya

Mempromosikan narasi bahwa Yogyakarta adalah pusat wellness berbasis budaya (cultural-based wellness origin), sehingga memperkuat daya saing destinasi.

b. Platform Sinergi Ekosistem

Festival menjadi ruang kolaborasi antara Keraton, pemerintah, asosiasi pariwisata, akademisi, pelaku industri, kreator seni, dan komunitas untuk mengembangkan produk, event, dan paket wisata wellness terpadu.

c. Edukasi Publik dan Transformasi Mindset

Menggeser persepsi wellness dari sekadar gaya hidup menjadi nilai budaya dan kebutuhan peradaban modern guna membangun masyarakat berimbang dan berkesadaran.

6. Arah Pengembangan dan Dampak Jangka Panjang

foto: Istimewa

Dengan penguatan event seperti JCWF, DIY berpotensi membangun:

Roadmap Pengembangan Cultural Wellness Tourism 2025–2030, standardisasi produk wellness berbasis budaya, Jogja Cultural Wellness Hub sebagai pusat riset, inovasi, dan kolaborasi, paket wisata wellness integratif di level kabupaten/kota.

DIY memiliki potensi kuat untuk menjadi rujukan Cultural Wellness Destination tingkat nasional bahkan Asia. Penguatan positioning ini membutuhkan sinergi lintas pemangku kepentingan, edukasi publik, dan inovasi berkelanjutan.

JCWF 2025 hadir bukan hanya sebagai festival, tetapi gerakan transformasi budaya wellness yang selaras dengan karakter, jati diri, dan masa depan pariwisata Yogyakarta.

What's your reaction?

Related Posts

Leave A Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *