BisnisFoodUMKMUtama

Kopi Senduro Lumajang: Cita Rasa Gunung Semeru yang Menembus Pasar Nasional

Kemon.id, Lumajang, Jawa Timur — Saat kabut masih menyelimuti Desa Senduro, Kecamatan Senduro, aroma kopi yang baru dipetik telah menguar dari lereng Gunung Semeru. Di desa yang dikenal sebagai pintu masuk pendakian Semeru ini, tumbuh subur pohon kopi robusta dan arabika, warisan turun-temurun yang telah menghidupi warga selama puluhan tahun.

Tanah vulkanik yang kaya mineral membuat kopi asal Senduro punya karakter rasa kuat, aroma tajam, dan aftertaste yang khas. Tak heran jika kopi ini makin dilirik pasar, meski kini petani menghadapi tantangan fluktuasi harga.

Rohman (47), salah satu petani kopi lokal, mengisahkan rutinitasnya menyapa kebun setiap subuh. Ia hanya memetik biji kopi merah sempurna secara manual, demi menjaga cita rasa dan kualitas.

“Kalau petik merah, wangi lebih kuat, pahitnya halus. Tapi harganya sekarang agak turun,” ujarnya saat ditemui, Selasa (8/7/2025).

Harga kopi robusta petik merah saat ini berada di kisaran Rp70.000 per kilogram, turun dari Rp85.000 musim lalu. Sementara robusta non-selektif hanya dihargai Rp60.000 per kilogram.

Kepala Bidang Perkebunan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Lumajang, Mamik Woroarjiati, membenarkan adanya penurunan harga. Namun ia menekankan bahwa kopi Senduro, terutama arabika petik merah, tetap punya daya saing tinggi. Harga arabika kualitas terbaik bahkan bisa mencapai Rp90.000 per kilogram.

“Kopi yang dipetik merah sempurna punya rasa kompleks dan aroma menggugah. Itulah yang dicari pasar,” jelasnya.

Di balik rasa khas kopi Senduro, ada proses panjang penuh kesabaran: mulai dari pemilihan biji, penjemuran alami, hingga penyangraian tradisional. Semua dikerjakan dengan kearifan lokal dan cinta terhadap alam.

Tak hanya soal rasa, kopi kini juga menjadi gerakan kreatif anak muda Senduro. Mereka mulai merintis usaha kopi kemasan, drip bag, hingga cold brew. Penjualannya tak hanya lokal, tapi juga merambah pasar daring lewat media sosial.

Melihat potensi besar ini, pemerintah desa dan komunitas petani mulai mengembangkan wisata edukasi kopi. Wisatawan diajak menyusuri kebun, memetik kopi, belajar roasting, hingga menikmati hasil seduhan dengan latar megah Gunung Semeru.

Kini, kopi Senduro bukan sekadar komoditas. Ia menjadi identitas, pengalaman, dan harapan. Dari pucuk pohon kopi hingga cangkir di meja, Senduro menyajikan kisah yang patut dirayakan.

Sumber: Infopublik.id

What's your reaction?

Related Posts

Leave A Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *