Kemon.id, Yogyakarta – Dipimpin oleh Chair Woman JCWF 2025: GKR Bendara, Jogja Cultural Wellness Festival (JCWF) 2025 kembali mempersembahkan sebuah perjalanan penyembuhan dan perjumpaan budaya dalam WEEK #5, yang berlangsung pada Sabtu, 29 November 2025.
Di bawah kepemimpinan visioner GKR Bendara sebagai Chair Woman JCWF 2025, festival ini menghadirkan rangkaian program yang menautkan estetika budaya Jawa dengan praktik wellness kontemporer, menghasilkan sebuah pengalaman yang refined, holistik, dan menggugah.

Rangkaian Penyembuhan Berakar pada Tradisi Jawa
Agenda dibuka dengan sesi “Rahasia Cantik Nusantara” bersama Martha Tilaar, yang mengajak peserta menelusuri filosofi lulur kuning Jawa. Dalam budaya Jawa, kecantikan adalah harmoni antara raga, rasa, dan budi, suatu kesadaran yang kembali ditegaskan melalui sesi ini.
Jemparingan kemudian hadir sebagai ruang disiplin batin. Melalui gerak dan hening, peserta belajar tentang fokus, ketepatan, serta kehadiran penuh, nilai-nilai yang telah diwariskan leluhur Jawa sebagai latihan keseimbangan diri.
Perpaduan Seni, Healing, dan Kontemplasi
Kolaborasi Sound Healing DHF X Macapat for Souls menjadi momen kontemplatif yang mendalam. Frekuensi healing berpadu dengan lantunan macapat sarat falsafah, menciptakan ruang refleksi yang meresap hingga ke inti kesadaran.
Warisan herbal Nusantara dihadirkan melalui Workshop Jamu by Lokanusa, bukan hanya memperkenalkan proses peracikan jamu, melainkan juga kearifan yang menyertainya, bahwa setiap ramuan mengandung nilai keseimbangan antara tubuh, alam, dan energi kehidupan.
Di sore hari, Terapi Seni & Eksplorasi Inner Child X Breathwork serta Mindfulness Talk memberi ruang bagi peserta untuk menjelajahi dunia batin. Keduanya membuka pengalaman self-healing yang lembut namun signifikan, mengajak peserta menyelami lapisan-lapisan emosi yang kerap terabaikan.
Program Spesial: Sacred Axis Healing Retreat
Sacred Axis Healing Retreat menjadi rangkaian khusus yang berlangsung sepanjang hari. Retreat ini dirancang sebagai perjalanan kembali ke poros kesadaran terdalam, poros yang disebut masyarakat Jawa sebagai titik keseimbangan antara cipta, rasa, dan karsa. Melalui meditasi, pernapasan, dan aktivasi energi, para peserta diberi ruang untuk mengalami transformasi personal yang sunyi namun kuat.
Ruang bagi Pelaku Wellness dan Kreativitas Lokal
WEEK #5 juga menjadi momentum bagi para pelaku industri wellness untuk menampilkan karya terbaiknya melalui Wellness Artisan Market, yang menampilkan tenant terkurasi dari brand nasional hingga komunitas budaya lokal. Di antaranya: Mustika Ratu, Taman Sari Spa, Martha Tilaar Spa & Roemah Martha Tilaar, Nurkadatyana Spa, Pasar Wiguna, Fairy Kale Vegan Food, Peken Klangenank Kotagede, Desa Wisata Nganggring, PPWI, Dharma Usada, Access Bars, Atibhagya, hingga UMKM Asram.
Keberagaman tenant ini menunjukkan bahwa sektor wellness berbasis budaya telah berkembang menjadi ekosistem kreatif yang dinamis, inklusif, dan berkelanjutan.

Perayaan Budaya sebagai Penutup Hari
Hari ditutup dengan kehangatan musikal Orkes D’Growol, yang menghadirkan suasana akrab dan merayakan identitas Yogyakarta. Musik menjadi jembatan yang menyatukan peserta setelah satu hari penuh proses healing dan refleksi.
Kepemimpinan GKR Bendara sebagai Chair Woman JCWF 2025: Visioner, Halus, dan Berakar
Kehadiran GKR Bendara sebagai Chair Woman memberi karakter tersendiri bagi JCWF 2025. Beliau membawa visi bahwa wellness harus kembali kepada akar budaya, identitas lokal, dan nilai-nilai luhur yang membentuk manusia Jawa. Dalam pandangan beliau, penyembuhan bukan sekadar praktik, tetapi proses kembali pulang kepada jati diri.
Di bawah kepemimpinannya, JCWF WEEK #5 tampil sebagai ruang pembelajaran, ruang kolaborasi, dan ruang transformasi, tempat tradisi, seni, dan kesadaran modern saling berkelindan untuk membentuk pengalaman wellness yang berkelas dan bermakna. (Adv)
















