BeritaBisnisUtamaViral

Menperin Agus Gumiwang Dorong Transformasi Industri Halal dan Teknologi 4.0 Menuju Indonesia Emas 2045

Kemon.id, Jakarta – Sektor industri manufaktur Indonesia terbukti tangguh menghadapi tekanan global sepanjang satu tahun pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. Di tengah ketidakpastian ekonomi dunia, sektor industri pengolahan nonmigas (IPNM) tetap mencatat kinerja ekspansif dan menjadi penopang utama pertumbuhan ekonomi nasional.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menegaskan, ketahanan sektor industri tak lepas dari kebijakan pemerintah yang berfokus pada produktivitas, penguatan struktur industri, dan transformasi teknologi.

“Berbagai dinamika global telah mendorong pemerintah memperkuat strategi industrialisasi berbasis nilai tambah di dalam negeri. Sektor industri Indonesia terbukti tangguh menghadapi tekanan eksternal berkat kebijakan industrialisasi, perluasan pasar, dan keberpihakan terhadap industri nasional,” ujar Menperin Agus dalam konferensi pers “1 Tahun Kinerja Industri Kabinet Merah Putih” di Jakarta, Senin (20/10).

Salah satu langkah strategis yang diambil Kementerian Perindustrian (Kemenperin) adalah reformasi kebijakan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN). Melalui kebijakan baru ini, Kemenperin menyederhanakan peraturan menjadi lebih efisien dengan empat fokus utama:

  1. Pemberian insentif bagi industri yang berinvestasi di dalam negeri,

  2. Penyederhanaan penghitungan TKDN,

  3. Kemudahan bagi industri kecil lewat mekanisme self-declare, dan

  4. Percepatan sertifikasi hingga lapisan kedua rantai pasok.

“Reformasi TKDN tidak sekadar memperbaiki administrasi, tetapi merupakan strategi besar untuk memperkuat permintaan produk jadi melalui belanja pemerintah guna memperkuat rantai pasok industri dari hulu ke hilir,” jelas Agus.

Langkah ini diharapkan memperluas partisipasi industri nasional dalam proyek strategis pemerintah sekaligus menciptakan lapangan kerja baru di berbagai daerah.

Selain reformasi TKDN, Kemenperin juga mencatat kemajuan pesat dalam ekosistem industri halal nasional. Berdasarkan State of the Global Islamic Economy Report (SGIER) 2024/2025, Indonesia kini menempati posisi ketiga dunia setelah Malaysia dan Arab Saudi, dengan lonjakan skor tertinggi dibanding tahun sebelumnya. Indonesia bahkan memimpin di tiga subsektor utama: modest fashion, farmasi dan kosmetik halal, serta makanan halal.

Pemerintah menilai penguatan industri halal memiliki potensi ekspor besar sekaligus mempertegas posisi Indonesia sebagai produsen utama produk halal dunia, bukan sekadar konsumen.

Transformasi lain yang dilakukan adalah digitalisasi industri manufaktur melalui penerapan teknologi industri 4.0. Berdasarkan laporan dari 29 perusahaan National Lighthouse Industry 4.0, implementasi digitalisasi meningkatkan produktivitas hingga dua kali lipat, mempercepat waktu produksi hingga 600%, dan menekan emisi karbon hingga 190%.

“Transformasi digital tidak hanya meningkatkan efisiensi, tetapi juga membentuk industri yang lebih hijau, modern, dan berdaya saing tinggi,” tutur Menperin.

Program Startup for Industry (S4I) juga menjadi motor kolaborasi antara startup teknologi dan sektor industri nasional. Program ini memberi akses pendanaan, kemitraan, serta peluang ekspansi global bagi inovator muda Indonesia. Beberapa startup binaan Kemenperin bahkan meraih penghargaan internasional di Jerman dan Hong Kong, mencerminkan kebangkitan inovasi anak bangsa di panggung global.

Dalam menjaga keberlanjutan operasi industri, Kemenperin terus mengawal kebijakan Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT). Pada 2025, sektor industri menjadi pengguna gas bumi terbesar dengan alokasi 25,91% dari total konsumsi nasional. Kebijakan ini dijalankan secara sektoral agar subsidi energi lebih tepat sasaran dan mendorong produktivitas.

Kemenperin juga menjalankan program restrukturisasi mesin dan peralatan industri untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas. Sepanjang 2024, program ini menjangkau 173 perusahaan dari berbagai sektor, dengan total nilai penggantian mesin mencapai Rp65,1 miliar dan memicu investasi baru senilai Rp700 miliar.

“Mesin yang lebih efisien dan modern berarti biaya produksi lebih rendah, kualitas produk lebih tinggi, dan daya saing industri semakin kuat,” kata Agus.

Menperin menegaskan, ke depan pemerintah akan terus memperluas implementasi industri 4.0, memperkuat kebijakan berbasis nilai tambah, dan memperdalam sinergi lintas sektor agar industri nasional tetap menjadi motor utama ekonomi menuju Indonesia Emas 2045.

“Dengan fondasi kebijakan yang adaptif dan semangat kolaboratif seluruh pemangku kepentingan, kami optimistis industri Indonesia akan semakin tangguh, mandiri, dan berdaya saing global,” pungkasnya.

sumber: Kemenperin

What's your reaction?

Related Posts

Leave A Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *