Kemon.id, Yogyakarta — Dalam suasana yang hangat dan penuh makna, Gusti Kanjeng Bendara Raden Ayu Adipati Paku Alam (Gusti Putri) menyampaikan apresiasi dan harapannya terhadap penyelenggaraan Rapat Kerja Nasional Jaringan Kota Pusaka Indonesia (JKPI) 2025, yang berlangsung di Yogyakarta dan dihadiri oleh 56 bupati dan wali kota dari berbagai penjuru Nusantara.
“Saya merasa sangat senang dan mendukung penuh terselenggaranya Rakernas ini. Ini bukan sekadar pertemuan rutin, tetapi momen penting untuk menyatukan komitmen bersama dalam merawat pusaka budaya kita,” ungkap Gusti Putri.
Sebagai tuan rumah, Yogyakarta tampil bukan hanya sebagai lokasi pelaksanaan acara, melainkan sebagai simbol hidup kota pusaka yang terus berdenyut dengan nilai-nilai warisan leluhur. “Yogyakarta adalah kota peradaban. Warisan budaya di sini hidup berdampingan dengan masyarakatnya. Ini yang harus kita rawat dan teruskan,” tambah beliau.
Dalam sesi wawancara, Gusti Putri menegaskan posisi Yogyakarta sebagai kota heritage yang memiliki kekayaan adat, tradisi, dan filosofi hidup yang mendalam. “Warisan seperti ini tidak bisa dibiarkan berjalan sendiri. Perlu pendampingan yang aktif—baik dari pemerintah, komunitas, maupun generasi muda,” tuturnya.
Sebagai bagian dari dukungan dan partisipasi aktif dalam rangkaian kegiatan JKPI, Gusti Putri turut menghadiri “Pasar Malam Indonesia” yang digelar di Taman Budaya Embung Giwangan, Yogyakarta. Kehadiran beliau menjadi simbol penting atas dukungan terhadap aktivitas budaya rakyat yang hidup dan membumi. “Saya sangat mengapresiasi kegiatan seperti ini, karena di sinilah denyut kebudayaan itu terasa nyata—hidup dalam suasana yang akrab, hangat, dan menyatu dengan masyarakat,” ungkapnya saat berkeliling area pasar malam.
Menurut beliau, pelestarian budaya tidak cukup hanya melalui dokumentasi atau acara seremoni, tetapi harus menyentuh kehidupan sehari-hari. “Budaya harus diuri-uri, dikembangkan, dan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Itu kuncinya,” ujar Gusti Putri.
Rakernas JKPI 2025 ini, lanjutnya, menjadi pengingat bahwa kota-kota pusaka di seluruh Indonesia memerlukan semangat kolektif untuk menjaga identitas dan nilai-nilai luhur yang diwariskan. “Kita semua, dari Sabang sampai Merauke, harus bersama-sama punya semangat untuk merawat kota-kota pusaka. Ini bukan tugas satu dua orang, tapi tanggung jawab kita bersama.”
Menutup pernyataannya, Gusti Kanjeng Bendara Raden Ayu Adipati Paku Alam menyampaikan harapan agar Rakernas JKPI 2025 menjadi pijakan strategis untuk arah pelestarian kota pusaka ke depan. “Semoga acara ini membawa semangat baru dan memperkuat kesadaran kita terhadap pentingnya menjaga warisan budaya yang kita miliki,” pungkasnya.