BeritaUmumUtamaViral

Talenta Indonesia Unjuk Inovasi di Final Semiconductor Venture Accelerator ITS–AS, Ini Pemenangnya

Surabaya,  kemon.id – Kompetisi Semiconductor Venture Accelerator resmi memasuki babak final dan sukses digelar di Ruang AJ 201, Lantai 2 Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya. Program ini merupakan kolaborasi antara Konsulat Jenderal Amerika Serikat (AS) di Surabaya, Arizona State University (ASU), dan ITS sebagai langkah memperkuat talenta Indonesia di sektor semikonduktor.

Selama beberapa bulan, sekitar 60 mahasiswa dari berbagai bidang teknologi mengikuti rangkaian pelatihan, mentoring, hingga seleksi intensif. Dari proses tersebut, delapan finalis terpilih maju ke babak puncak untuk mempresentasikan inovasi mereka di hadapan dewan juri. Kompetisi ini hadir di tengah meningkatnya kebutuhan global akan SDM berkeahlian khusus guna mengatasi kekurangan tenaga dalam rantai pasok industri semikonduktor.

Konsul Jenderal AS di Surabaya, Christopher Green, menegaskan bahwa semikonduktor tidak hanya menjadi urusan teknologi, tetapi juga menyangkut stabilitas ekonomi dan politik global.
“Semikonduktor ada di semua perangkat, mulai dari ponsel hingga satelit. Karena itu, pengamanan rantai pasok menjadi kepentingan bersama,” ujarnya, Kamis (27/11/2025).

Green menambahkan bahwa talenta Indonesia berkembang pesat, namun masih membutuhkan dukungan kebijakan dan peningkatan kapasitas pendidikan agar mampu mengikuti standar industri internasional. Ia berharap pengalaman para finalis bisa menjadi langkah awal menuju karier profesional di industri teknologi tinggi.

Pada puncak kompetisi, mahasiswa Teknik Fisika ITS semester 7, Riva Rizkiana, berhasil keluar sebagai juara melalui inovasi bertajuk SusTech ID. Startup tersebut menawarkan solusi sensor monitoring emisi material semikonduktor yang terhubung dengan platform web real-time, layanan kalibrasi, dan pelaporan ESG.

“SusTech ID adalah sensor monitoring emisi untuk mendeteksi aktivitas emisi material semikonduktor. Dengan platform data real-time, kami menawarkan paket lengkap yang relevan dengan tren industri hijau,” jelas Riva. Ia menyebut pengalaman dua tahun di bidang teknologi hijau serta sembilan kursus tersertifikasi selama program memperkuat inovasinya.

Riva berharap hasil karyanya dapat menjadi langkah awal bagi Indonesia untuk memproduksi sensor emisi secara mandiri.
“Semoga ke depan Indonesia memiliki sensor emisi buatan sendiri dan tidak bergantung pada luar negeri,” ujarnya.

Program Semiconductor Venture Accelerator dinilai sebagai langkah baru dalam kemitraan teknologi tinggi antara Indonesia dan AS. Selain memperkuat kapasitas pendidikan, program ini menjadi fondasi pengembangan ekosistem semikonduktor nasional jangka panjang. Seiring meningkatnya kebutuhan global, kompetisi seperti ini diyakini dapat membuka peluang Indonesia menembus peta industri teknologi tinggi dunia.

Sumber : InfoPublik

What's your reaction?

Related Posts

Leave A Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *